Blog Archive

Rangkuman Piringan Hitam


Jakarta - Musisi asal America, Jack White dikenal dengan kejeniusannya dalam menciptakan lagu. Atas kepintarannya itu, Jack pun ditunjuk sebagai Duta Ambasador dari 'Record Store Day'.

'Record Store Day' sebuah acara dimana pada hari itu seluruh studio rekaman berkumpul untuk merayakan berbagai bentuk seni, terutama musik. Atas penunjukannya, Jack White memiliki sebuah ide untuk menghebohkan acara itu. Penasaran?

Gitaris dan penyanyi ini beserta labelnya 'Third Man' akan membuka booth bagi fansnya untuk merekam lagu dan merilisnya dalam bentuk piringan hitam. Mereka akan diberi kesempatan dua menit untuk mereka audionya kemudian akan langsung dicetak dalam bentuk piringan hitam ukuran 6 inch.

"Berjalan-jalan menikmati banyak studio rekaman lokal adalah kebanggaan dan tidak seharusnya kita menyia-nyiakannya," ujar White di situs ‘Third Man’, seperti dilansir NME, Jumat (19/4/2013).

"Ini pengalaman yang indah yang hanya Anda bisa dapatkan di toko-toko kaset, dimana dengan satu mesin ini Anda tidak hanya sekedar merekam lagu dengan piringan hitam, tapi juga puisi atau pesan pribadi dan mengirimnya ke siapa saja di mana saja," sambungnya.

Keseriusan White terlihat dari tindakannya untuk mencetak amplop khusus dan perangko agar para fans dapat mengirimkan piringan hitamnya kepada orang yang mereka cintai.

Selain itu juga fans akan dibebaskan untuk meng-upload versi digital hasilnya di situs resmi 'Third Man', agar bisa didengar oleh seluruh dunia.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Superman is Dead (SID) siap memberikan kado spesial untuk para penggemarnya dengan merilis album berbentuk piringan hitam alias Long Play (LP). Hal itu akan menjadi kejutan yang sangat langka dari trio asal Bali tersebut.

Drummer SID, JRX mengungkapkan bahwa LP yang rencananya diluncurkan pada Maret 2012 itu bukan projek komersial. "Ini penghargaan terhadap diri sendiri atas kerja keras selama ini. Kami pantas dihargai mahal, juga untuk mengejar estetika sekaligus mengikuti jejak band-band yang kami hormati," papar JRX di kantor Sony Music, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/02/2012).

Album LP itu bertajuk '1997-2009', dan di dalamnya berisi jajaran tembang SID yang beredar dalam rentang waktu tersebut. Band yang terdiri dari Bobby Kool, Eka Rock, dan JRX itu memang tidak main-main dalam penggarapan album kali ini. Selain musiknya, pembuatan artwork-nya juga tak kalah menarik dengan memakai foto klasik suasana Kuta era 70-an sebagai cover depan.

"Lumayan panjang prosesnya, minta izin ke sana ke mari, belum lagi perancangan artwork-nya. Karena kami sadar ini mungkin akan menjadi proyek sekali seumur hidup. Kita ingin membuat sesolid mungkin agar nanti masuk ke level cult, layak dikoleksi dan mewakili SID as a whole band/sub-culture," harap JRX.

LP tersebut hanya dicetak sekitar seribu keping dengan harga Rp 350.000. SID tidak menjualnya secara bebas, melainkan melalui mail order dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi yang strategis.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Rekaman single 'God Save the Queen' milik band Sex Pistol yang berusia 35 tahun dilelang via internet. Rekaman langka itu terjual dengan penawaran USD $ 20 ribu atau sekitar Rp 186 juta.

Rekaman itu dikemas dalam bentuk piringan hitam 7 inci. Dalam album itu terdapat single 'God Save the Queen' dan 'No Feelings' yang kemudian dirilis Sex Pistol di album 'Never Mind the Bollocks'.

Dilansir Whatsellsbest.com, Selasa (12/6/2012) label rekaman LTS mengatakan, rekaman tersebut hanya ada dua di dunia. "Ini adalah salah satu dari dua kopi yang diketahui ada di dunia," ujar pemilik rekaman.

Selama karier singkat Sex Pistols, mereka beberapa kali mengirimkan demo ke perusahaan rekaman. Sayangnya mereka mendapat penolakan karena citra yang kontroversial dan cara bermusik unik Sex Pistols. Tapi kini single-single mereka menjadi karya yang bernilai mahal.

Rekaman tersebut dijual via Ebay. Karya 'God Save the Queen' lain yang juga sempat dijual LTS pada 2006 hanya berhasil meraih harga USD $ 16 ribu atau sekitar Rp 151 juta.

Rekaman langka lain yang juga menyuguhkan lagu 'God Save the Queen' dari label rekaman A&M dan Town Home sebelumnya telah laku dijual senilai Rp 160 juta dan Rp 217 juta.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Grup balada asal JYP Entertainment 2AM siap comeback dengan album baru. Uniknya, selain dalam bentuk CD, album ini juga akan dirilis dalam bentuk piringan hitam (versi LP/long play).

Versi LP dari album bertajuk 'Fitzgerald's Way of Love' hanya akan tersedia seribu kopi. Harganya pun 5 kali lipat dari album yang berbentuk CD biasa.

Versi CD dari 'Fitzgerald's Way of Love' akan dirilis secara resmi di Korea 13 Maret mendatang. Sementara versi LP memakan waktu lebih lama dan baru akan rilis 15 Juni mendatang.

Sebabnya, Korea tak memiliki pabrik yang bisa memproduksi LP sehingga diproduksi di Amerika. Proses produksinya sendirinya kabarnya mencapai 8 sampai 9 minggu.

"Kami percaya akan sangat berkesan menyalurkan emosi kami lewat cara analog. Kami memilih LP meskipun banyak uang dan waktu terbuang," ujar 2AM melalui keterangan pers dilansir Daily KPop News, Selasa (6/3/2012).

Artis Korea yang merilis album dalam bentuk LP sangat jarang. Terakhir adalah Hyun Jin Young pada 1996 dan Brown Eyed Soul tahun lalu.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Duo pengusung musik elektronik asal Prancis, Daft Punk baru-baru ini mengumumkan kelahiran album studio ketiga mereka yang bertajuk 'Random Access Memories'. Mereka pun membocorkan teaser album baru tersebut.

Dilansir NME awal pekan ini, duo dengan nama asli Guy-Manuel de Homem-Christo itu merilis video teaser 'Random Access Memories' awal bulan ini di sebuah acara variety show kenamaan, Saturday Night Live.

'Random Access Memories' akan berisi 13 lagu yang merupakan tindak lanjut dari album mereka sebelumnya, 'Human After All'. Musisi-musisi dunia pun digaetnya untuk tampil dalam album terbaru mereka.

Salah satu musisi berbakat yang diajak dalam pengerjaan album ini adalah Nile Rodgers. Produser dan gitaris itu berkolaborasi dengan Daft Punk di salah satu lagu dalam album tersebut.

Duo yang pernah meraih Grammy Awards for Best Electronic/Dance Album pada 2007 itu mengatakan bahwa album baru tersebut akan rilis pada 20 Mei 2013. Untuk memuaskan penggemarnya, mereka juga akan merilis ‘vinyl’ atau piringan hitam.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Setelah 22 tahun tak merilis album baru, band My Bloody Valentine membuat heboh dunia maya. Situs resmi mereka pun jebol karena tak sanggup menampung lonjakan pengunduh.

Minggu (3/1/2013) pagi, lewat situs www.mybloodyvalentine.org band alternatif rock asal Dublin tersebut merilis album 'm b v'. Album tersebut bisa dibeli dengan cara unduh.

Begitu album dijual online, reaksi positif diterima My Bloody Valentine. Dalam sekejap album tersebut langsung diburu dan situs mereka pun jebol karena terlalu padat.

Dilansir Aceshowbiz, Selasa (5/2/2013) sehari sebelum album dijual online, mereka membuat pengumuman lewat akun Facebook. Hanya dari media itu saja penggemar bisa tahu My Bloody Valentine akan menjual album barunya.

Album 'm b v' berisikan 9 track tersebut sementara hanya dijual online saja. Versi kemasan CD dan piringan hitam bisa didapatkan lewat pemesanan online dan jadi tiga minggu setelah itu. 'm b v' adalah album ketiga My Bloody Valentine setelah debut 'Isn't Anything' 1988 dan 'Loveless' 1991.

"Saya rasa dengan album ini, orang yang suka kami akan langsung terhubung dengan sesuatu. Berdasarkan sangat sedikit orang yang mendengarkan lagu kami, beberapa engineers, band dan itu yang kami dapat, mereka berpikir ini lebih aneh dari 'Loveless'," ujar sang vokalis Kevin Shield.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Memperingati Record Store Day, band Deftones akan membuat sebuah album spesial. Album itu berisikan 11 lagu milik band-band kenamaan dunia yang mereka garap ulang.

Album tersebut rencananya akan dinamai 'Covers'. Rencananya, 'Covers' akan dirilis saat Record Store Day pada 16 April mendatang. Album itu akan dicetak terbatas, yaitu sebanyak 5 ribu kopi saja.

Dilansir NME, Rabu (2/3/2011) album tersebut juga hanya akan dirilis dalam bentuk piringan hitam. Rekaman akan dibagi dalam dua piringan hitam.

Ini dia 11 lagu yang digarap ulang Deftones:

   1. 'Drive' (The Cars)
   2. 'Caress' (Drive Like Jehu)
   3. 'Please, Please, Please Let Me Get What I Want' (The Smiths)
   4. 'No Ordinary Love' (Sade)
   5. 'Savory' (Jawbox)
   6. 'Do You Believe' (The Cardigans)
   7. 'Simple Man' (Lynyrd Skynyrd)
   8. 'Ghosts' (Japan)
   9. 'The Chauffeur' (Duran Duran)
  10. 'If Only Tonight We Could Sleep' (The Cure)
  11. 'Sleep Walk' (Santo & Johnny)

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Masih ingat sampul album 'Nevermind' milik Nirvana yang memperlihatkan pose bayi bugil berenang? Kini album tersebut dirilis ulang dan Facebook memblokir sampul albumnya.

Menandai 20 tahun album tersebut, 'Nevermind' dirilis ulang dalam edisi spesial. Foto bayi bugil tengah berenang mengejar uang dollar pun kembali dipublikasikan di berbagai media.

Sayangnya situs jejaring sosial Facebook telah memblokir gambar tersebut. Alasannya karena di sana terdapat foto manusia tanpa busana.

"Facebook tidak mengizinkan adanya foto yang menyerang individual atau grup atau mengandung unsur nudity, penggunaan narkoba, kekerasan atau hal lain dalam Terms of Use Facebook," demikian peraturan dari Facebook dilansir NME, Kamis (28/7/2011).

'Nevermind' edisi baru akan dirilis pada 26 September dalam dua versi, Deluxe dan Super Deluxe. Versi Deluxe 'Nevermind' akan berisikan 2 CD remaster versi originalnya ditambah edisi lain. Seperti sesi Smart Studio, sesi latihan bersama Nirvana dan sesi bersama BBC.

Sementara versi Super Deluxe akan berisikan 4 CD ditambah 1 DVD berisi edisi Deluxe. Ada juga rekaman konser mereka di Paramount Theater dalam acara konser Halloween 1991 di Seattle. Versi ini juga tersedia dalam format piringan hitam.

Kembali soal sampul album, sebenarnya ketika awal dirilis, Kurt Cobain pernah membahas soal si bayi bugil ini. Tim desain berusaha menghapus penis Spencel Elder - model sampul - yang ketika difoto masih berusia 3 bulan.

Kurt pun berkata, "Jika kamu merasa terganggu dengan ini, kamu pasti seorang pedofil." Sampul 'Nevermind' pun kemudian dirilis tanpa masalah.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Sutradara peraih Piala Citra, Hanung Bramantyo meluncurkan film terbarunya 'Lentera Merah'. Bukannya bahagia, Hanung justru kecewa.

Sebab, sepotong adegan kena sensor Lembaga Sensor Film (LSF) karena menampilkan identitas PKI. Adegan yang kena sensor tersebut seharusnya muncul saat film hampir berakhir.

Dikisahkan salah satu tokoh di Lentera Merah, Risa Aprilianty, seorang mahasiswi pengikut aliran kiri.

Salah satu bukti yang menunjukkan Risa seorang pengikut aliran kiri adalah sebuah piringan hitam berisi lagu 'Genjer-Genjer' yang dinyanyikan Lilis Suryani.

"Seharusnya waktu Dewan Alumni menuduh Risa aliran kiri, ada dialog lagu Puspa Dewi, Titiek Puspa, ditemukan di kamarnya Lisa bersama lagu Genjer-genjer, Lilis Suryani.

Oleh LSF, dialog itu dihilangkan," jelas Hanung ditemui usai pemutaran perdana 'Lentera Merah' di Setiabudi 21, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (19/5/2006).

Hanung kecewa berat karena sebelumnya dalam film 'Soe Hok Gie', lagu 'Genjer-genjer' yang dinyanyikan almarhum Bing Slamet sama sekali tidak disensor.

Bahkan lambang PKI, palu arit, yang ada dalam film besutan Riri Riza itu pun tak dipotong LSF. "Saya sudah mengikuti aturan film Indonesia.

Tidak ada adegan ciuman, make love, ataupun yang mengandung unsur SARA. Tapi kok masih disensor," geramnya.

Kekecewaan Hanung pada film teranyarnya tersebut rupanya bukan hanya pada LSF. Sutradara 'Brownies', 'Catatan Akhir Sekolah' dan 'Jomblo' itu juga merasa tidak puas pada bintang-bintang muda pendukung 'Lentera Merah'.

"Pada para pemain saya nggak puas karena mereka semua stupid, tidak pernah baca buku, senangnya cuma bergaul aja," ujar Hanung lugas.

'Lentera Merah' produksi Rapi Films memang didukung oleh pemain muda yang sebagian besar belum terlalu punya nama di dunia hiburan.

Satu-satunya bintang yang cukup dikenal masyarakat adalah bintang film 'Virgin', Laudya Cynthia Bella.

Selain Bella, pemeran film bergenre horor yang akan rilis pada 24 Mei 2006 itu diantaranya Dimas Beck, Fikri Ramdhan, Firrina dan Kartika Indah.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Penyanyi asal Inggris, Lily Allen akan segera menikah dengan tunangannya Sam Cooper pada Sabtu, (11/6/2011) mendatang. Rencananya, penyanyi kelahiran 2 Mei 1985 itu akan menyewa seorang DJ berumur 12 tahun.

DJ cilik bernama Ted Lavender akan tampil di acara pernikahan Lily dan Sam yang digelar di Gloucestershire, Inggris. Sebelum memutuskan untuk menyewa Ted, pelantun 'Smile' itu terlebih dahulu melihat kemampuan sang DJ cilik memainkan piringan hitam.

"Aku telah melakukan banyak latihan di kamarku, dan aku tidak gugup, kecuali di awal," ujar Ted seperti dilansir The Sun, Rabu (8/6/2011).

"Tetapi biasanya sangat menyenangkan ketika penonton mulai berdansa. Lily sangat baik dan aku tak sabar untuk membuatnya berdansa di pestanya," tambahnya.

Menurut Ayah Ted, Andy, sang anak akan memainkan beberapa lagu reggae dan ska di hadapan 150 tamu undangan. Sementara itu, Lily dan Sam akan bulan madu ke Festival Glastonbury.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Baru dirilis Februari lalu, band Radiohead tak sabar untuk melakukan banyak eksperimen dengan album 'Kings of Limbs'. Rencananya Radiohead akan membuat versi remix dari album tersebut.

Album tersebut akan diberi tajuk 'TKOL RMX' yang tak lain adalah singkatan dari The Kings of Limbs Remix. 'TKOL RMX' akan dirilis pada 16 September mendatang.

Akan ada 19 lagu yang diremix dan dikemas dalam dua CD. CD pertama berisikan lagu-lagu remix yang telah dirilis sebelumnya. Sementara CD kedua akan memuat beberapa lagu yang belum pernah dirilis. Demikian dilansir NME, Rabu (10/8/2011).

Beberapa minggu lalu Radiohead memang sudah merilis 12 lagu dalam album 'Kings of Limbs'. Namun semua dalam versi piringan hitam.

Radiohead berencana untuk merilis album remix tersebut di Jepang tiga minggu lebih cepat dari negara lain. Sementara itu mereka belum tur untuk mempromosikan album 'Kings of Limbs'.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

JAKARTA, KOMPAS.com -- Band punk asal Bali, Superman Is Dead (SID), yang terdiri dari trio Bobby Kool (vokal dan gitar), Eka Rock (bas dan vokal latar), dan Jerinx atau JRX (drum), tak pernah kehabisan ide untuk menuangkan karya musik mereka. Sebuah album the best yang dikemas dalam piringan hitam alias vinyl akan dirilis pada Maret 2012 oleh SID sebagai proyek musik terkini mereka. Menurut JRX, sejak lama SID sudah terobsesi untuk mengemas album mereka ke dalam vinyl.

"Obsesi kami merilis ini adalah untuk mendokumentasikan karya kami dari tahun 1995 (sebelum menjadi album). Jadi, pendokumentasian karya kami lewat album ini," jelas JRX dalam jumpa pers di kantor label rekaman Sony Music Entertainment Indonesia, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2012).

Album 1997-2009 SID tersebut diklaim oleh JRX sebagai proyek idealis yang pantas dikoleksi. "Sekarang vinyl itu jarang banget dan susah didapat di toko. Ini buat koleksi saja, soalnya belum tentu pada punya player-nya. Jadi, ini buat koleksi Outsiders (para penyuka musik SID)," kata Bobby.

Kesan klasik dan elegan begitu terasa pada kemasan itu. SID sengaja memajang foto Jalan Poppies, Kuta Bali, pada 1977 sebagai sampul depannya, sementara sampul belakangnya menampilkan foto Jalan Poppies masa kini, tempat SID bermarkas. Ketika sampul album dibuka, foto Bobby, Eka, dan JRX akan muncul dalam bentuk kreasi foto pop up. "Karena kami sadar proyek seperti ini sangat idealis dan chance-nya sangat kecil, jadi kami benar-benar mengonsepnya. Untuk pop up ini, ide sebenarnya buat nakutin anak kecil," jelas JRX dengan canda. "Kalau enggak punya player-nya, ya ini (pop up) bisa jadi hiburan," timpal Bobby, juga dengan canda. "Kami sengaja searching di Google dan ternyata belum ada yang seperti ini (album dengan kreasi foto pop up)," sambung JRX.

Bukan kreasi foto pop up saja yang memberi kesan klasik dan elegan. SID juga kemasan tersebut dengan foto-foto yang merekam jejak perjalanan karier bermusik mereka sejak 1997. "Ini ada foto dari zaman kami main di bale banjar. Ini semacam acara tahun baruan di kampung, terus ada back ground kain-kain Bali. Ada juga foto Bobby lagi main bulu tangkis, ada foto teman-teman yang memandu SID dari awal," papar JRX.

Membedah materi album vinyl 1997-2009, yang diproduksi di Belanda, juga tak kalah serunya. Delapan lagu terbaik SID menjadi penghuni album tersebut. "Karena keterbatasan durasi, kami hanya bisa memasukkan delapan lagu. Ini lebih stres daripada memilih baju, karena kami punya banyak lagu. Tapi, delapan lagu ini mewakili SID secara keseluruhan," jelas JRX lagi.

Menariknya, "Old World" dan "Get In Touch", dua lagu lama SID dari era 1997, yang nyaris belum pernah didengar, sengaja mereka sertakan. "Di sini, ada dari lagu pertama sampai akhir, bisa didengar bagaimana kami dulu enggak mengerti rekaman dan benar-benar berantakan. Bahkan, master-nya pun sudah hilang, albumnya saya sendiri enggak punya lagi, karena dulu filing kurang rapi. Akhirnya, kami rekaman mastering lagu-lagu itu lagi dengan cara yang sama seperti kami lakukan dulu, tapi kami garap serius sampai seperti hasil yang sekarang," terang Bobby.

Sebuah lagu masterpiece SID tetap menjadi kuncian album 1997-2009. "Kalau dari saya, sebenarnya SID lebih ke 'Kuta Rock City' sebagai masterpiece, walaupun banyak lagu lainnya," ujar Eka. "Ya, setuju," timpal Bobby dan JRX bersamaan.

Diberi harga Rp 350.000 per album, SID membidik dua pasar potensial. "Segmennya akan kebagi dua. Yang pertama, di Indonesia, walaupun kecil, komunitas kolektor vinyl sudah ada. Di Yogya memang sudah banyak pesanan. Yang kedua, penggemar yang loyal. Kebanyakan fans kami remaja, kebanyakan dari mereka belum mengerti vinyl, tapi pengin mengoleksi," kata JRX. "Harganya Rp 350.000. Orang bisa pesan dulu sebelum rilis di pasaran, mail order awal Maret 2012. Ini bisa jadi proyek percontohan. Kalau feedback-nya bagus, mungkin bisa jadi tren," lanjutnya.

Bagaimana pun, album piringan hitam ini diterjemahkan oleh SID sebagai pencapaian spiritual. "Memang kami suka hal-hal vintage. Ada nilai personalnya, seperti yang sudah kami jelsakan tadi. Yang ingin kami capai sekarang adalah pencapaian spiritual. Sekarang sudah jadi band, kemarin masih mikir boyband atau band," pungkas JRX.

Sumber: kompas.com
_______________________________________________________________________________________________________

JAKARTA, KOMPAS.com -- Sekian lama dinanti sejak tak lagi aktif dalam industri musik Indonesia, grup D'lloyd akhirnya menyediakan kesempatan bernostalgia bagi para penggemar mereka lewat konser Tribute to D'lloyd, yang akan digelar di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, 28 September 2012.

Gagasan untuk membuat konser tribute bagi band yang kini tinggal terdiri dari Barce van Houten (vokal), Chairul (drum), dan Yuyun G (saksofon) itu bermula dari sentilan yang diterima oleh putra Barce, Jimmy van Houten. "Ide awalnya dari saya sendiri. Jadi, saya itu sempat mengecek hasil penjualan piringan hitam (vinyl) musik 1970-an, ternyata di peringkat pertama penjualan tertinggi itu D'lloyd, bukan Koes Plus," ungkap Jimmy dalam wawancara per telepon di Jakarta, Selasa (11/9/2012). "Nah, kok kami (D'lloyd) malah adem ayem saja. Padahal, kalau kita lihat, Koes Plus sudah lima kali bikin konser tribute, Panbers sudah tiga kali bikin konser tribute," sambungnya.

Akhirnya, Jimmy bersama promotor Ato Production mematangkan konsep konser Tribute To D'lloyd. "Dari situ saya akhirnya berencana untuk bikin konser tribute. Kami mulai menghubungi bintang- bintangnya dan 80 persen merespon. Bahkan, mereka memang ingin berpartisipasi. Seperti Ermi Kullit, Victor Hutabarat, Yopie Latul, Iga Mawarni, Memes, Conny Constantia, Mila Rosa, Ayu Soraya, Trio Libels, dan Tantowi Yahya, sampai Pentaboyz, itu semua ingin sekali terlibat. Ada yang bilang, 'Sudah, kontrak sih gampang, belakangan saja'," papar Jimmy.

Menurut Jimmy, hampir tak ada kesulitan untuk mengajak para artis musik tersebut, yang di antara mereka akan mendapat kesempatan membawakan lagu-lagu yang pernah dipopulerkan oelh D'lloyd, dari "Seputar Dunia", "Cinta Hampa", "Sepanjang Lorong yang Gelap" sampai "Titik Noda". Bahkan, menurut Jimmy lagi, ia kewalahan untuk membatasi jumlah para penampil.

"Yang mau sebenarnya banyak sekali di luar nama-nama yang sudah ada di dalam press release itu. Ada Once, Mayangsari. Tapi, karena keterbatasan durasi, yang cuma satu setengah jam, jadi kepaksa enggak keajak. Tapi, nanti lah, yang kedua, ketiga pasti keajak. Mungkin awal tahun (2013) nanti bikin lagi. Ini cuma masalah durasi saja," jelas Jimmy.

Setelah mendapatkan sederet nama yang akan tampil, selanjutnya Jimmy bersama pemusik Jimmy Manoppo, yang ditunjuk sebagai music director, langsung mengonsep musik yang akan disuguhkan. Aransemen musik baru dengan sound era 1970-an pun akan terdengar lagi dalam konser tersebut.

"Kalau aransemen musik pasti baru ya, tapi sisanya kami pertahankan. Nanti akan ada sound yang bakal bikin orang ingat lagu ini dikenal pas zaman apa. Tapi, kami enggak akan pakai orkestra, kalau pun pakai mungkin sebatas mini orchestra saja. Kan D'lloyd musiknya pop ballad, kalau pakai orkestra dikhawatirkan warna aslinya hilang," jelas Jimmy lagi.

Lalu, apakah Barce, Chairul, dan Yuyun akan tampil memberi kejutan? "Ini kebetulan karena konsepnya tribute, mereka semestinya hanya menonton saja. Tapi, kita lihat nanti saja, apakah mereka akan main atau enggak, di penutup atau pertengahan. Memang semenjak Om Sam meninggal, orang-orang jadi ingat lagi sama D'lloyd dan tawaran manggung di luar kota itu banyak sekali. Tapi, untuk vokal, Bapak dibantu sama Victor Hutabarat. Dia karakter vokalnya sedikit mirip sama Om Sam ya, tapi enggak akan jadi anggota sepertinya, tetap bertahan dengan yang tersisa," papar Jimmy.

Lagu-lagu D'lloyd, terang Jimmy, akan digulirkan dengan sebuah alur cerita. "Jadi, nanti akan ada alur cerita. Akan ditampilkan video bapak saya (Barce) sama Om Chairul sedang diwawancara. Mereka akan bercerita di situ. Pokoknya, nanti akan jelas apa hubungannya dengan penyanyi yang tampil. Jadi, kita bisa tahu tuh Pentaboyz apa hubungannya," tuturnya.

Sumber: kompas.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta (ANTARA News) - Piringan hitam punya peluang untuk kembali hidup di dunia musik Indonesia.

Masa jaya plat hitam tersebut di Indonesia berakhir di penghujung tahun 70-an seiring banyaknya penggunakan pita kaset.

"Kita tidak pernah bisa menduga kalau siklus itu kembali," ujar pengamat musik Bens Leo."Kalau bisa ada rekaman ulang kemudian memakai piringan hitam, itu sudah cukup menarik."

Bens Leo mencontohkan suatu toko CD Irlandia yang pernah dikunjunginya. "Ada piringan hitam yang penjualannya hampir sama dengan CD."

Band asal Bali Superman Is Dead juga mengeluarkan piringan hitam. S.I.D merilis album dalam format vinyl tahun lalu yang berisi delapan lagu terbaik mereka dari tahun 1997-2009.

Menurut Bens, bila piringan hitam hadir kembali, maka akan semakin memperbesar kemungkinan para seniman lainnya berkreasi.

"Misalnya perancang grafis yang dapat mencurahkan kreativitas untuk membuat sampul album." katanya.

Dia menyebut salah satu fenomena yang dipicu oleh sebuah sampul album yaitu Abbey Road.

Sampul itu bergambar foto para anggota grup Beatles sedang menyeberangi Abbey Road menjadi fenomenal.

"Kalau ke Inggris belum menyeberangi Abbey Road itu rasanya 'belum ke Inggris'," tukas Bens.

"Kalau versi digital, terkadang lagu hanya ada judul dan penyanyi. Ciptaan siapa nggak tertulis, nah itu yang merugikan pencipta lagu," katanya.

Sumber: antaranews.com
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta (ANTARA News) - Penyanyi Glenn Fredly mengaku terpikir untuk merilis albumnya dalam bentuk piringan hitam.

"Cuma mungkin tidak sekarang," katanya saat pemutaran DVD "Glenn Fredly & The Bakuucakar Live At Lokananta" .

Ia mengatakan dulu, Lokananta yang merupakan studio pertama di Indonesia bertugas untuk merilis lagu dalam bentuk piringan hitam.

"'Superman Is Dead', 'White Shoes (and The Couples Company)', mereka mencetaknya sampai ke Amerika, sampai ke Cheko. Kenapa nggak kita hidupkan lagi?" katanya.

Ia berpendapat industri itu bisa dibangun kembali bila alat untuk membuat piringan hitam dibeli dan dikembalikan ke Lokananta. Alat yang berada di sana telah dijual.

Menurutnya, bila studio Lokananta diremajakan baik oleh negara maupun pihak swasta mungkin dapat kembali membuat piringan hitam.

"Lokananta bisa direvitalisasi ya, waduh, kece deh," ungkapnya.

"Kalau ditanya kapan mau rekam, nanti kalau Lokananta sudah kembali lagi punya alat untuk mencetak piringan hitam," tegasnya.

Glenn merekam DVD-nya di Lokananta untuk "pulang kembali ke rumah musik Indonesia".

Ia berharap musisi-musisi yang terkenal saat ini bisa kembali ke "rumahnya" dan membuat Lokananta ini tetap hidup dan tetap eksis.

Ia mengaku langkah selanjutnya untuk menyelamatkan Lokananta adalah dengan melakukan kampanye di media sosial seperti Twitter.

Aransemen ulang
DVD yang dirilis dalam rangka memperingati 17 tahun Glenn Fredly di dunia musik Indonesia ini memuat 11 lagu yang diambil dari album-albumnya terdahulu.

Glenn menyajikan lagu-lagu lamanya dengan aransemen baru bersama band The Bakuucakar.

Dalam video tersebut, Glenn membukanya dengan musik gamelan yang dibawakan di dalam studio Lokananta.

"Kayak takdir aja gue ada di sini," kata Glenn dalam video tersebut.

Glenn membuka videonya dengan single "Happy Sunday". Di setiap lagu, ia terlihat santai dengan kaus putih lengan panjang, topi fedora, dan sesekali memakai kacamata hitam.

Dalam beberapa lagu pun ia memainkan gitar akustik.

Sumber: antaranews.com
_______________________________________________________________________________________________________

Denpasar (Antara Bali) - Grup band Superman Is Dead (SID) menjadwalkan merilis album dalam piringan hitam yang berisi lagu-lalu terbaik dari tujuh album yang telah mereka cetak selama merambah industri musik Tanah Air.

"Album tersebut akan diproduksi dalam jumlah yang terbatas," kata Jerinx, penabuh drum SID, menjelang tampil dalam konser "Surya Professional Mild Tour 2011" di Lapangan Gedung Olahraga Ngurah Rai Denpasar, Bali, Sabtu malam.

Dia mengatakan, dirilisnya album dalam piringan hitam, sesungguhnya lebih banyak diperuntukan bagi para kolektor yang biasa mengoleksi itu.

"Saat ini kami sedang melakukan penggarapan akhir album tersebut. Mudah-mudahan bisa dirilis tahun ini juga," ujarnya.

Jerinx menjelaskan, pada album itu ada delapan lagu terbaik, terdiri atas enam lagu lawas dan dua terbaru.

Menurut dia, selain tengah sibuk melakukan persiapan album piringan hitam, dirinya beserta rekannya Bobby Cool (vokal) dan Eka Rock (gitar) tengah mempersiapkan juga album terbaru.

"Kami juga tengah mengerjakan album kedelapan yang akan dirilis pada 2012," katanya.

Selain kesibukan menggarap album, tambah Jerinx, SID juga tengah banyak jadwal konser di berbagai kota di Tanah Air.

Sementara konser Promild yang digelar sejak sore itu berlangsung cukup semarak dan dipenuhi penonton yang merupakan penggemar dari tiga bintang tamu acara itu, Slank, SID dan Nanoe Biroe.

Para penggemar itu datang berkelompok dan ada juga perorangan. Mereka tampak asyik menikmati suguhan musik dari grup band papan atas tersebut.

Sebelumnya, Regional Manager Gudang Garam Area Bali Deden Triadi Kusumah mengatakan, guna menjamin keamanan konser, sebanyak 1.000 personel dari kepolisian dan TNI yang dibantu pecalang atau petugas keamanan desa adat, dikerahkan ke lokasi pertunjukan.

"Penyelenggaraan konser di ibu kota Provinsi Bali itu sedikit berbeda, karena menampilkan tiga grup band besar di Tanah Air, yang kehadirannya selalu ditunggu-tunggu," katanya.

Dia mengatakan, ketiga grup band papan atas yang ditunggu oleh masyarakat di Pulau Dewata itu memunculkan tiga nama yakni Slank, Superman Is Dead dan Nanoe Biroe.

"Ketiga band itu menjadi bintang tamu untuk pertunjukan di kota yang ke-31 dari puluhan kota besar di Indonesia karena berdasarkan permintaan dari masyarakat di Bali," ujarnya.

Sumber: antaranews.com
_______________________________________________________________________________________________________

Lagu Rasa Sayange Pertama Kali Direkam di Lokananta

Solo (ANTARA News)- Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mengumpulkan bukti-bukti otentik tentang lagu Rasa Sayange yang pertama kali direkam di Lokananta, SOlo, Jawa Tengah (Jateng), yang saat ini juga digunakan Malaysia untuk promosi pariwisatanya.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendatangi perusahaan rekaman Lokananta di Solo yang masih menyimpan bukti-bukti tersebut, kata Kepala Bidang (Kabid) Informasi dan Publikasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jordi Paliama, pada wartawan di Solo, Selasa.

Salah satu bukti kuat bahwa lagu itu merupakan milik Indonesia adalah adanya piringan hitam yang berisi lagu-lagu tersebut yang pertama kali direkam di perusahaan rekaman Lokananta di Solo.

Bahkan, Lokananta juga masih menyimpan pita "reel" atau rekaman suara sebelum akhirnya dicetak menjadi piringan hitam yang direkam tahun 1962.

"Kedatangan kita ke sini untuk mencari bukti autentik bahwa lagu itu miliki Indonesia. Hal ini juga menunjukkan sikap pemerintah terkait penggunaan lagu Rasa Sayange oleh Malaysia," katanya.

Lokananta saat ini masih menyimpan sebanyak tujuh piringan hitam berisi lagu Rasa Sayange. Lagu itu direkam dan diperbanyak hingga 100 piringan hitam dan dijadikan cindera mata saat Asian Games IV.

Menurut Jordi, dengan adanya rekaman lagu yang pertama kali dibuat itu, maka hal ini menjadi bukti kuat bahwa Malaysia memang mencontek lagu Rasa Sayange.

"Kami juga sudah melakukan kontak dengan publik Maluku dan pengarang lagu derat seniman Maluku untuk menbuktikan bahwa lagu itu dari Maluku. Dan, menurut publik Maluku, lagu itu sudah dinyanyikan sejak tahun '20-an oleh warga Maluku," jelasnya.

Pada tahun 1951, lagu itu juga sudah dinyanyikan dihadapan Presiden RI saat itu, Soekarno, saat meresmikan pembangunan Gereja Maranata di Maluku, dan saat tersebut Malaysia belum merdeka.

Jordi mengemukakan, meskipun pihaknya memiliki bukti otentik berupa rekaman asli, tetapi pihaknya mengakui bahwa bukti itu masih belum kuat, pasalnya lagu tersebut tidak diketahui siapa yang menciptanya dan hanya mencantumkan NN (No Name) dalam nama pencipta.

"Tetapi, menurut James F. Sundah, jika ada perselisihan di antara dua negara mengenai klaim sebuah lagu, maka negara yang menang adalah mereka yang memiliki rekaman lagu itu pertama kali dibuat. Kita patut bersyukur, sebab di Lokananta masih menyimpan rekaman lagu ini yang dibuat tahun 1962," ujarnya.

James F. Sundah yang dimaksudnya adalah pencipta lagu dan penyanyi senior di Indonesia, dan selama ini banyak berkecimpung dalam kegiatan hak cipta musik nasional. Ia juga pencipta lagu Lilin-lilin Kecil, yang terkenal melalui lantunan suara Chrisye (kini almarhum).

Selain mencari bukti di Lokananta, pihak Departemen Kebudayaan dan Pariwisata juga mengumpulkan bukti-bukti dari Minoru Endo Music Fundation di Jepang. Diharapkan di Minoru Endo dapat ditemukan kumpulan lagu-lagu asli Indonesia yang diserahkan kepada mereka dari Indonesia untuk dibuat buku berisikan lagu-lagu dari berbagai negara.

"Mungkin lagu itu masuk dalam daftar yang kita serahkan kepada mereka, dan karena keterbatasan kuota, maka hanya ada 20 lagu saja yang dicantumkan sebagai lagu asli dari Indonesia tanpa mencantumkan lagu Rasa Sayange di dalamnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Cabang Perum Percetakan Negara Lokananta Solo, Ruktiningsih, mengatakan bahwa piringan hitam berisi lagu-lagu daerah termasuk Rasa Sayange direkam di Lokananta pada tanggal 15 Agustus 1962, dan diperbanyak hingga 100 keping piringan hitam. Hal ini dilakukan atas perintah dari Presiden Soekarno kepada Menteri Penerangan waktu itu, R. Maladi.

"Saat ini kami masih punya tujuh keping piringan hitam berisi lagu itu," ujarnya menambahkan.

Sumber: antaranews.com
_______________________________________________________________________________________________________

Rekaman Lagu Indonesia Raya Temuan Roy Suryo Bukan yang Asli

Medan (ANTARA News) - Rekaman lagu kebangsaan "Indonesia Raya" karya WR Supratman yang ditemukan pakar telematika Roy Suryo Notodiprojo di Perpustakaan Leiden Belanda diragukan sebagai lagu yang asli.

"Saya tidak yakin rekaman itu merupakan lagu Indonesia Raya versi asli gubahan WR Supratman karena rekaman itu diproduksi pada tahun 1944 atau pada saat pendudukan Jepang," ujar pemerhati sejarah Drs. H.Muhammad TWH kepada ANTARA di Medan, Senin.

Menurut dia, rekaman produksi Chuuoo Sangi In itu diduga telah diubah oleh Jepang yang pada saat itu tengah berkuasa. Jepang telah memerintahkan agar kata-kata dan irama lagu itu disesuaikan dengan keinginannya untuk mendukung situasi dan kondisi pada masa itu.

Melalui rekaman itu, katanya, dapat diketahui lagu Indonesia Raya dinyanyikan dengan penuh semangat dalam kegiatan baris-berbaris anggota Pembela Tanah Air (PETA), pemuda rekrutan Jepang untuk membantu pasukannya menghadapi perang di Asia Timur Raya yang pada masa itu tengah berlangsung.

"Karena itu kata-kata pada lagu tersebut ada yang berbeda dengan aslinya. Ada tiga stanza dan irama cobravura bukannya irama mars," katanya.

Lebih jauh wartawan senior itu mengatakan, sekiranya piringan hitam yang diproduksi Perusahaan Piringan Hitam Populer di Pasar Baru milik Yo Kim Chan ditemukan, maka didapat versi asli lagu Indonesia Raya karya WR Supratman.

Piringan hitam itu diproduksi Singapura pada tahun 1929, tetapi tidak dibenarkan masuk ke Indonesia oleh pemerintah hindia Belanda karena memuat kata-kata "merdeka", ujarnya.

Menurut hemat Muhammad TWH, rekaman lagu Indonesia Raya yang diproduksi pada zaman Jepang merupakan lagu Indonesia Raya versi Jepang, sementara lagu Indonesia Raya yang asli secara lengkap dapat dibaca dalam buku "Tragedi Kehidupan Seorang Komponis" karya Subagio IN.

Ketika lagu itu diperdengarkan di depan Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928 di Gedung Kramat Raya No 106 Jakarta masih digunakan kata-kata "Indones, Indones, mulia tanahku negeriku yang kucinta".

"Lagu Indonesia Raya pertama kali dinyanyikan oleh gadis tanggung bernama Dolly puteri Haji Agus Salim di depan Kongres Pemuda 1928," katanya.

Berikut lagu Indonesia Raya versi asli menurut Muhammad TWH sebagaimana termuat dalam buku "Tragedi Kehidupan Seorang Komponis" karya Subagio IN:

Indonesia tanah airku/tanah tumpah darahku/Di sanalah aku berdiri/menjadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku/kebangsaan tanah airku/Marilah kita berseru/Indonesia bersatu
Refrein : Hiduplah tanahku/hiduplah negriku
Bangsaku, jiwaku semua
Bangunlah rakyatnya/bangunlah bangsanya/Untuk Indonesia Raya
Indones, Indones, mulia, mulia/Tanahku, negriku yang kucinta
Indones, Indones, mulia, mulia/Hiduplah Indonesia Raya


Indonesia tanah yang mulia/Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku hidup/Untuk s`lama-lamanya
Indonesia tanah pusaka/Pusaka kita sem`wanya
Marilah kita berseru/"Indonesia Bersatu"!


Refrein : Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya/Bangsanya rakyatnya sem`wanya

Sadarlah hatinya, sadarlah budinya/Untuk Indonesia Raya

Indones, Indones,mulia, mulia/Tanahku, negriku yang kucinta

Indones, Indones, mulia, mulia/Hiduplah Indonesia mulia.

Sumber: antaranews.com
_______________________________________________________________________________________________________

Media untuk merekam musik terus berkembang dari masa ke masa. Perkembangannya mulai dari piringan hitam, kaset, cakram padat (CD), sampai mp3. Di Indonesia sendiri media perekam tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, beberapa dari media perekam tersebut mulai tidak digunakan lagi secara umum, kecuali untuk mereka yang mencintai dan mengoleksinya.
Piringan Hitam [sunting]

Piringan hitam mulai ada sejak tahun 1948. Ada tiga ukuran piringan hitam dalam hitungan rpm (rotation per minute) yaitu 78, 45, 33 1/3. Piringan hitam 78 dan 45 untuk plat berdiameter 25 cm, sedangkan 33 1/3 untuk plat berdiameter 30 cm. 78, 45, 33 1/3 rpm maksudnya adalah, setiap satu menit piringan hitam itu berputar sebanyak angka yang menjadi ukurannya (78, 45, 33 1/3). Semakin besar diameter platnya, semakin kecil ukuran untuk memutarnya.

Belakangan kecepatan 78 mulai tidak digunakan lagi pada produksi piringan hitam ini sejak sekitar tahun 60an dan hanya kecepatan 45 dan 33 1/3 saja yang masih digunakan untuk memutarnya. Plat berukuran 30 cm dengan kecepatan 33 1/3 yang biasa disebut Long Play (disingkat LP), plat ukuran sedang 25 cm juga dengan kecepatan 33 1/3 masih termasuk Long Play tapi biasanya berisi 4 buah lagu di tiap sisinya, plat ukuran 18 cm dengan kecepatan 45 atau 33 1/3 juga, berisi 1 buah lagu di tiap sisinya disebut Single Player dan yang berisi 2 buah lagu di tiap sisinya disebut Extended Player.

Ada beberapa alat untuk memutar piringan hitam, salah satunya adalah phonograph. Cara kerja piringan hitam sama saja disemua alat pemutarnya, yaitu dengan menggunakan stylus, yang berbentuk seperti jarum yang berada di pinggiran piringan hitam. Stylus itu berfungsi untuk mencatat simpangan gelombang suara yang direkam di piringan hitam dan kemudian meneruskannya ke alat pengeras suara.

Dari segi fisik, piringan hitam besar dan agak berat, Beratnya kira-kira 90-200 gram. Intinya tidak praktis untuk membawa piringan hitam kemana-mana. Akan tetapi kelebihannya adalah piringan hitam tidak mudah rusak dan suara yang direkam bagus. Jadi selama platnya tidak baret-baret, sebuah piringan hitam tidak akan bermasalah. Oleh karena itulah piringan hitam banyak disukai orang-orang. Para musisi pada tahun 1950-1970an pun banyak yang merekam lagu-lagu mereka ke dalam piringan hitam. Namun biasanya mereka hanya merekam single saja kedalam piringan hitam yang berukuran 78 atau 45. Jadi kebanyakan hanya terdapat dua lagu, masing-masing satu lagu di side A dan side B. Hal itu dikarenakan pada masa itu biaya untuk merekam lagu terbilang mahal, lagipula seorang penyanyi atau sebuah grup musik biasanya hanya mempunyai satu atau dua lagu yang terkenal, maka dari itu mereka lebih memilih membuat single. Jadi kalaupun mereka membuat album, album hanya bisa direkam di piringan hitam berukuran 33 1/3, biasanya sisa lagu yang lain yang selain single hanya filler.

Di Indonesia sendiri, piringan hitam mulai digunakan sebagai alat perekam sekitar tahun 1957. Perusahaan rekaman yang berjaya saat itu dan memproduksi piringan hitam adalah Lokananta di Surakarta dan Irama di Menteng. Beberapa artis seperti Koes Bersaudara, Titiek Puspa, dan Lilies Suryani adalah yang merekam lagunya di perusahaan rekaman tersebut dalam format piringan hitam. Pada masa itu di Indonesia, piringan hitam termasuk mahal, ditambah lagi dengan alat pemutarnya, jadi tidak semua orang di Indonesia memilikinya. Itulah salah satu faktor yang menyebabkan piringan hitam kurang terkenal di Indonesia.

Untuk di dunia sendiri, piringan hitam mulai turun pamornya sejak adanya CD pada awal tahun 1980an. CD berhasil menggusur pasar piringan hitam karena fisiknya yang lebih kecil sehingga dapat dengan mudah dibawa, ditambah lagi suaranya yang jernih.

Namun, pada masa sekarang ini, piringan hitam masih dan sedang banyak dicari. Karena orang-orang yang ingin memiliki rekaman musisi idolanya, ingin mempunyai rekaman mereka dari zaman piringan hitam. Lagipula rekaman lagu-lagu untuk musisi-musisi lama lebih banyak di piringan hitam. Selain itu nilai tambahan untuk yang mempunyai piringan hitam sekarang ini adalah kepuasan batin, gengsi, dan esensinya dalam mengoleksi barang.
Kaset [sunting]

Audio kaset, sudah ada sejak tahun 1963. Akan tetapi kaset tidak bisa menggusur kedudukan piringan hitam saat itu. Sekitar tahun 1970an barulah kaset mulai banyak dilirik oleh orang-orang dan juga industri rekaman.

Kaset mempunyai bentuk yang sederhana, dengan dua bolongan sebagai alat pemutar pita magnetiknya. Pita magnetik adalah media untuk merekam suara di dalam kaset. Kapasitas merekam yang dapat dilakukan sebuah kaset berbeda-beda, yang paling sedikit kapasitasnya hanya bisa merekam selam tujuh menit di setiap sidenya, jadi bila dijumlahkan durasi satu kaset adalah 14 menit, sedangkan yang paling panjang kapasitasnya adalah yang bisa merekam sampai 60 menit di setiap sidenya, jadi durasi keseluruhannya adalah 120 menit atau dua jam.

Alat untuk memutar kaset dapat kita temukan dimana-mana, dari yang besar sampai yang kecil, bahkan ada pula yang portable, jadi kita bisa membawanya kemana-mana dengan mudah. Kelebihan lainnya adalah kaset dapat digunakan untuk merekam secara manual, maksudnya adalah kita bisa merekam rekaman suara lain dan dimasukkan ke dalam kaset kosong yang kita punya. Oleh karena itulah pada tahun 1970an, hampir semua musisi pasti mempunyai rekaman single atau albumnya dalam bentuk kaset. Karena selain dapat merekam lebih banyak, apabila kita menggunakan kaset dengan kapasitas 120 menit, biaya untuk memproduksi rekaman dengan menggunakan kaset pun lebih murah. Sampai saat ini pun kaset masih menjadi alternatif media perekam yang dipilih oleh musisi. Namun beberapa tahun belakangan ini mulai ada perusahaan rekaman yang tidak mau lagi memproduksi kaset.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan kaset kurang terkenal di awal kemunculannya, adalah kaset, yang menggunakan pita magnetik sebagai alat untuk merekam suara, kadang-kadang tidak merekam dengan sempurna. Jadi sangat mungkin terjadi, rekaman di dalam kaset suaranya mendem atau kalau memang suaranya bagus, kemungkinan kaset itu untuk menjadi mendem pun besar. Hal itu dikarenakan pita magnetik yang terdapat dalam kaset terbilang sensitif, kita tidak boleh membiarkan kaset itu kotor, apalagi sampai pita magnetiknya yang kotor, dan kita juga harus memutar pitanya sampai ke batas pita yang biasanya berwarna putih yang tidak ada rekamannya. Selain itu kita juga harus berhati-hati jangan sampai pita magnetiknya kusut saat menggulung. Artinya kita harus merawat kaset lebih ekstra. Ditambah lagi pita magnetik untuk merekam sekarang ini lebih tipis dibandingkan dengan zaman dulu (sekitar tahun 1970an), jadi kemungkinan kaset untuk rusak lebih besar. Namun kaset zaman dulu pun tidak jaminan tidak mudah rusak.
Cakram Padat (CD) dan MP3 [sunting]

Primadona alat perekam musik sampai saat ini adalah CD. Hadir pada awal tahun 1980an dan berhasil menggeser kedudukan pendahulunya, piringan hitam dan kaset. Keunggulan CD adalah bentuknya yang sangat simpel dan ringkas, kualitas suaranya yang jernih, kemampuan merekamnya yang hebat, dapat merekam hingga lebih dari 700 mega byte, selain itu perawatannya juga mudah. Prinsip dasar perawatannya sama seperti piringan hitam, selama tidak baret-baret CD itu akan baik-baik saja.

Terdapat banyak alat untuk dapat memutar sebuah CD. CD dapat diputar apabila sensor yang berbentuk seperti mata yang terdapat di alat pemutar CD dapat membaca CD tersebut. Untuk itulah mengapa penting agar CD tetap dijaga keadaanya dan tidak baret-baret, karena kalau ada baretan akan ada masalah dalam membaca CD tersebut.

Apabila seorang grup musik ingin merekam albumnya ke dalam sebuah CD, biasanya perusahaan rekaman akan membuat dua versi rekamannya. Rekaman internasionalnya yang akan menjadi CD impor yang kualitasnya pasti lebih baik dan harganya juga lebih mahal. Sedangkan versi keduanya adalah CD lokal yang dibuat lagi oleh perusahaan rekaman yang sama seperti yang mengeluarkan rekaman CD impor, tetapi perusahaan rekaman tersebut ada di negara dimana CD lokal itu akan dipasarkan. Kekurangan CD lokal meskipun harganya jauh lebih murah dari CD impor adalah kualitasnya yang kurang bagus, selain itu prestigenya pun kurang apabila kita membeli CD lokal.

Kelebihan lainnya, lagu-lagu yang terdapat dalam CD dapat dipindahkan ke komputer dengan cara di rip yang nantinya dapat dengan mudah kita pindahkan lagi ke alat-alat pemutar musik portable seperti iPod. Ada lagi yang dapat dengan mudah langsung dipindahkan ke komputer tanpa perlu me-rip-nya, yaitu MP3. MP3 pada umumnya berprinsip sama seperti CD, namun kemampuan MP3 dalam merekam musik lebih banyak, jadi kita bisa memasukkan banyak lagu kedalam satu MP3. Seharusnya harga MP3 asli sama mahalnya seperti CD impor, namun karena kecanggihan teknologi, sekarang ini dapat dengan mudah dibuat CD dan MP3 bajakan.

Sumber: wikipedia.org
_______________________________________________________________________________________________________

Deejay (juga disingkat sebagai DJ) adalah pemusik reggae atau dancehall yang menyanyi dan melakukan toasting diiringi musik yang disebut riddim (ritme). Deejay dalam konsep musik Jamaika berbeda dari disc jockey dari genre musik yang lain, misalnya disc jockey pada musik hip-hop yang hanya memilih dan memainkan musik. Deejay di Jamaika memegang mikropon untuk menyanyi dan toasting. Deejay musik dancehall/reggae yang memilih sendiri riddim untuk dimainkan disebut selector. Deejay yang lebih banyak bernyanyi sering disebut singjay.

Istilah deejay lahir sebagai hasil dari kebiasaan sejumlah selector dari tahun 1960-an dan 1970-an seperti U-Roy atau King Stitt yang melakukan toasting sewaktu memainkan "version". Lagu yang disebut "version" adalah trek pengisi versi instrumental (vokal dihilangkan) dari lagu utama yang direkam sebagai di sisi-B sebuah piringan hitam. Biasanya "version" mudah dikenali dari suara drum dan bass yang menonjol. Sewaktu lagu version dari sebuah piringan hitam, deejay mendapat kesempatan untuk membuat lirik secara spontan, dan dinyanyikannya (disebut toasting) dengan diiringi musik instrumental (riddim) yang sedang diputar.

Dalam sebuah pertunjukan sound system, deejay yang berperan sebagai selector memilih dan memainkan rekaman piringan hitam yang memiliki bass menonjol, memanipulasi kontrol volume dan tone atau menambah efek suara khusus seperti echo dan reverb untuk membuatnya dramatis.[1] Deejay lainnya memegang mikropon, dan berada di atas panggung atau di tengah para penari, serta mencoba berdialog dengan kerumunan orang, sambil menyanyikan lirik dan umumnya membuat musik dari piringan hitam menjadi lebih hidup.

Sumber: wikipedia.org
_______________________________________________________________________________________________________

Piringan Hitam diputar dengan Gramophone

Awalnya, piringan hitam merupakan sebuah alat yang memiliki pena yang bergetar untuk menghasilkan bunyi dari sebuah disc. Ide ini berasal dari Charles Cros dari Perancis pada tahum 1887. Namun sayangnya tidak pernah terwujud. Pada tahun yang sama, Thomas A. Edison menemukan Phonograph (pemutar piringan hitam) yang berfungsi untuk merekam suara yang kebanyakan digunakan untuk keperluan kantor. Nama Gramophone berasal dari Emilie Berliner yang pada tahun 1888 menemukan piringan hitam jenis baru dan mematenkannya di bawah label Berliner Gramaphone. Pada tahun 1918 masa pematenan berakhir, semua label pun berlomba-lomba untuk memproduksi piringan hitam. Pada masa itu, kebanyakan pemilik gramophone masih terbatas pada kalangan menengah atas saja.
[sunting] Kaset diputar dengan tape, walkman

Compact audio cassette diperkenalkan oleh Philips sebagai media penyimpanan audio di Eropa pada tahun 1963. Kemudian pada tahun 1965 mulai diproduksi secara massal. Pada tahun 1971, Advent Corporation memperkenalkan Model 201 tape deck yang mengkombinasikan filter Dolby Type B dan pita magnetik chromium dioxide (Cr02). Tahun 1980an muncul Walkman dari Sony sebagai media pemutar kaset portable. Pita kaset dapat merekam lagu dengan durasi hingga 1 jam di setiap sisinya. Kualitasnya cukup baik namun kerap kali terjadi penurunan kualitas suara yang dihasilkan ketika pita kaset mengalami gangguan, kotor atau rusak.
[sunting] DAT (Digital Audio Tape)

Digital Audio Tape merupakan rekaman digital yang memakai pita magnetik, tapi sayang waktu kemunculannya dipasaran luas kedahuluan rekaman digital pada kepingan CD, sehingga tidak banyak dikenal orang, hanya dari kalangan tertentu saja yang memiliki, hal ini pada masa itu waktu peralihan dari rekaman analog ke rekaman digital pihak produsen DAT kurang berani melempar ke pasaran luas karena perekaman digital jika di-copy hasilnya akan persis sama dengan yang asli yaitu distorsi suara tidak terdeteksi. Sedang pihak dari rekaman CD berani spekulasi untuk memproduksi rekaman diatas kepingan CD untuk dipasarkan secara luas.
[sunting] CD, VCD, DVD diputar dengan CD player, discman

CD dibuat dengan cara perekaman sinyal yang berbeda dari generasi perekaman sebelumnya, perekaman pada piringan hitam dan perekaman pita magnetik bentuk perekamannya berupa sinyal analog, sedangkan perekaman dipermukaan kepingan CD berupa sinyal digital yaitu pengkodean sinyal 0 dan sinyal 1, hal ini dalam usaha untuk merampingkan media penyimpanan musik dengan memperbaiki kualitas suara yang dihasilkan.

Pada November 1984, dua tahun setelah CD diproduksi secara massal, Sony mengeluarkan Discman sebagai media pemutar portable. Musik dalam format CD, VCD maupun DVD memiliki kualitas suara yang lebih baik tetapi tetap mengalami gangguan jika disc tersebut tergores, berdebu ataupun rusak.
[sunting] Musik Digital diputar dengan MP3 Player, iPod

Musik Digital menggunakan sinyal digital dalam proses reproduksi suaranya. Sebagai proses digitalisasi terhadap format rekaman musik analog, lagu atau musik digital mempunyai beraneka ragam format yang bergantung pada teknologi yang digunakan, yaitu :

    * MP3

MP3 (MPEG, Audio Layer 3) menjadi format paling populer dalam musik digital. Hal ini dikarenakan ukuran filenya yang kecil dengan kualitas yang tidak kalah dengan CD audio. Format ini dikembangkan dan dipatenkan oleh Fraunhofer Institute. Dengan bitrate 128 kbps, file MP3 sudah berkualitas baik. Namun MP3 Pro-format penerus MP3-menawarkan kualitas yang sama dengan bitrate setengah dari MP3. MP3 Pro kompatibel dengan MP3. Pemutar MP3 dapat memainkan file MP3 Pro-namun kualitas suaranya tidak sebagus peranti yang mendukung MP3 Pro.

    * WAV

WAV merupakan standar suara de-facto di Windows. Awalnya hasil ripping dari CD direkam dalam format ini sebelum dikonversi ke format lain. Namun sekarang tahap ini sering dilewati karena file dalam format ini biasanya tidak dikompresi dan karenanya berukuran besar.

    * AAC

AAC adalah singkatan dari Advanced Audio Coding. Format ini merupakan bagian standar Motion Picture Experts Group (MPEG), sejak standar MPEG-2 diberlakukan pada tahun 1997. Sample rate yang ditawarkan sampai 96 KHz-dua kali MP3. Format ini digunakan Apple pada toko musik online-nya, iTunes. Kualitas musik dalam format ini cukup baik bahkan pada bitrate rendah. iPod, pemutar musik digital portabel dari Apple, adalah peranti terkemuka yang mendukung format ini.

    * WMA

Format yang ditawarkan Microsoft, Windows Media Audio (WMA) ini disukai para vendor musik online karena dukungannya terhadap Digital Rights Management (DRM). DRM adalah fitur untuk mencegah pembajakan musik, hal yang sangat ditakuti oleh studio musik saat ini. Kelebihan WMA lainnya adalah kualitas musik yang lebih baik daripada MP3 maupun AAC. Format ini cukup populer dan didukung oleh peranti lunak dan peranti keras terbaru pada umumnya.

    * Ogg Vorbis

Ogg Vorbis merupakan satu-satunya format file yang terbuka dan gratis. Format lain yang disebutkan di atas umumnya dipatenkan dan pengembang peranti lunak atau pembuat peranti keras harus membayar lisensi untuk produk yang dapat memainkan file dengan format terkait.

Dari segi kualitas, kelebihan Ogg Vorbis adalah kualitas yang tinggi pada bitrate rendah dibandingkan format lain. Peranti lunak populer, Winamp dan pelopor pemutar MP3 portabel Rio sudah mendukung format ini dalam model terbarunya. Walaupun demikian dukungan peranti keras terhadap format ini masih jarang.

    * Real Audio

Salah satu format yang biasa ditemukan pada bitrate rendah. Format dari RealNetworks ini umumnya digunakan dalam layanan streaming audio. Pada bitrate 128 kbps ke atas RealAudio menggunakan standar AAC MPEG-4.

    * MIDI

Format audio satu ini lebih cocok untuk suara yang dihasilkan oleh synthesizer atau peranti elektronik lainnya, tetapi tidak cocok untuk hasil konversi dari suara analog karena tidak terlalu akurat. File dengan format ini berukuran kecil dan sering digunakan dalam ponsel sebagai ringtone.
[sunting] Musik Digital sebagai Inovasi Baru

Inovasi baru di bidang musik adalah musik digital. Dengan format MP3, OOG, atau WAV musik digital mulai mengeluarkan gaungnya. Banyaknya pemutar musik digital yang mendukung format ini membuat era baru musik digital. Misalnya kalau sebelumnya, musik di-ripped- istilah untuk ekstraksi audio digital – dan terperangkap di PC dan Mac dengan aplikasi semacam iTunes. Kini dengan hadirnya iPod sebagai peranti musik portable canggih yang pernah diciptakan, terjadi perpaduan kenyamanan web dengan portabilitas dan fungsi sebagai sebuah platform yang benar-benar universal. Hal lain yang mendukung transformasi media sang musik adalah tindakan label-label besar yang meninggalkan sistem proteksi musik digital atau digital right management (DRM). Sampai tahun 2007 lalu, label-label besar masih tidak yakin penghapusan DRM akan mendongkrak penjualan album karena tanpa hal tersebut musik digital dengan bebas didisribusikan di antara konsumen yang berarti tak ada pemasukan untuk label.
[sunting] Elemen Pendukung

Ada beberapa situs yang menyediakan lagu yang dapat diunduh secara langsung (gratis) atau berbayar. Lagu yang ditawarkan berformat digital. Misalnya situs www.napster.com yang cukup digandrungi kala itu namun harus berakhir karena dianggap melanggar hak cipta. Ada pula Insound, Rhapsody, dan Apple iTunes Music Store, Lala.com, mdu04522.com dan lain sebagainya.

Di Indonesia kini bermunculan beberapa portal musik digital yang menawarkan layanan download dan streaming seperti www.melon.co.id[1], www.langitmusik.com[2], www.arenamusik.com[3], dan lain sebagainya. Beberapa konten sudah dijejali kualitas musik terbaik dengan format Digital Right Management (DRM) sebagai solusi dari pembajakan yang marak di Indonesia. Sistem yang tawarkan juga sangat beragam, mulai dari streaming/download dengan berlangganan sampai ke pembelian ala carte. Pertumbuhan mobile devices di Indonesia juga berperan besar dalam perkembangan dunia musik digital ini. Beberapa layanan tersebut sudah memiliki aplikasi untuk digunakan di mobile devices, seperti : MelOn for Android[4], MelOn for BlackBerry[5], LangitMusik BlackBerry[6], Arena Musik Store for BlackBerry[7], dan sebagainya. Beberapa diantaranya bahkan sudah berkolaborasi menggunakan Dolby Audio and Imaging Technologies untuk menghasilkan kualitas rekaman digital yang tinggi dengan kompresi sampai 50%. [8]
[sunting] Keunggulan

Musik dalam format digital memiliki beberapa keunggulan dibanding musik dalam medium konvensional, yaitu :

    * format yang beragam dapat disesuaikan dengan teknologi yang digunakan
    * kualitas copy yang serupa dengan master memudahkan penggandaan dari pihak perusahaan rekaman tanpa menurunkan mutu
    * proses penjualan dengan pendekatan single atau satu lagu terbukti jauh lebih efektif dan efisien ketimbang medium konvensional seperti kaset atau CD

[sunting] Kekurangan

Dengan segala kelebihannya, musik digital memiliki beberapa kekurangan juga yaitu :

    * kemudahan perekaman dan penggandaan rekaman memacu terjadinya pembajakan yang tentu saja akan merugikan
    * penyebaran musik digital di Internet tidak bisa sepenuhnya dikontrol oleh label sehingga memengaruhi pemasukan untuk label.

[sunting] Pranala luar

Piringan Hitam [1]
Compact audio cassette [2]
MP3 (MPEG, Audio Layer 3) [3]
WAV [4]
Advanced Audio Coding [5]
Ogg Vorbis [6]

Sumber: wikipedia.org
_______________________________________________________________________________________________________

TEMPO.CO, Bandung - Band hardcore asal Bandung, A.L.I.C.E, bakal merilis mini album (EP) baru tahun ini. Rekaman berdurasi 12 menit itu berisi tiga lagu. Mini album itu akan berbentuk piringan hitam (vinyl) berukuran 7 inci.

“Vinyl ini (dirilis) sesuai saran Arian (Arifin, vokalis band Seringai) dan supaya lebih collectable,” kata gitaris Alice, Andika Surya, kepada Tempo, Senin, 13 Mei 2013.

Test press mini album baru itu kini sudah jadi. Ketiga lagu baru A.L.I.C.E itu berjudul Angka-angka itu Bernama Aeon, Rasuk, dan Memberangus di Kaki Langit. Untuk mendengarkan hasilnya, para personel A.L.I.C.E harus pergi ke rumah teman yang punya alat pemutar piringan hitam.

Rencananya, mini album itu diluncurkan sekitar Agustus-September. Selain musiknya yang digarap tetap gahar, kata vokalis Muhammad Rachma Jatmiko alias Miko, lirik-lirik lagunya berubah. Dari biasanya bernada protes masalah sosial dan politik, kali ini berangkat dari tema cinta. “Pengalaman soal cinta dan dampak-dampaknya ke kami,” ujarnya.

Band yang terbentuk pada medio 2005 itu kini diawaki Miko, Hasbi Erlangga di bas, Diki Sophiadi pada drum, dan gitaris Andika Surya. Band yang terpengaruh grup musik seperti Everytime I Die, Converge, dan The Dillinger Escape Plan, itu sebelumnya telah menggelontorkan mini album berjudul Konsorsium Humaniora pada 2010. Lagu pengisinya Kontradiksi Tirani, Myasthenia Gravis, Iron Nerves, Fu**ed City, dan Setting Your Palaces In Fire. Setelah itu mereka juga merilis beberapa single seperti Partisan Ordo Puritan dan Delta Apokalips.

Selain sering diminta menjadi pembuka konser band metal asing di Jakarta, A.L.I.C.E pernah tur ke lima kota di Malaysia pada 2011. Di ranah musik metal Bandung sendiri, menurut mereka, musiknya yang racikan hardcore dan punk agresif masih membuat bingung orang. Ciri itu juga yang membedakan warna musik A.L.I.C.E dari kebanyakan band metal Indonesia.

Sumber: tempo.co
_______________________________________________________________________________________________________

Jakarta - Vinyl Record atau piringan hitam memang saat ini sudah jarang sekali dijual. Tapi, bagaimana dengan rekaman piringan hitam yang terbuat dari coklat? Tidak hanya enak dimakan, piringsn hitam ini seperti aslinya yang memutar musik saat disambungkan ke player.

Piringan hitam ini menampilkan DJ Perancis, Breakbot dengan 14 lagu dalam satu album ini. Uniknya rekaman ini terbuat dari cokelat. Versi rekaman yang bisa dimakan dari album “By Your Side” ini dibuat sangat terbatas, hanya tersedia 120 album.

Trend rekaman ini dimulai pada tahun 2011. Seorang pembuat cokelat, Ben Milne membuat sebuah rekaman dari cokelat untuk band Ziggy and Tommy. Rekaman berukuran 7 inci ini terbuat dari cokelat yang bisa memutarkan lagu.

Pertama ia mencoba untuk melumuri sebuah piringan hitam dengan cokelat dan ternyata tidak bisa memutarkan lagu dengan baik, lagu yang diputar menjadi terbalik. Hingga akhirnya mereka mencetak cokelat pada template album tersebut.

“Saya mendengar rekaman piringan hitam makin naik harganya karena ada CD, jadi rekaman dari cokelat ini bisa menjadi kebangkitan rekaman piringan hitam dan membuat orang mengeluarkan player dari loteng mereka,” demikian ujarnya.

Rekaman Breakbot ini menyedot perhatian dunia internasional, tetapi sayangnya piringan hitam dari cokelat ini hanya bisa dibeli di Paris di toko bernama Colette dengan harga sekitar Rp 200.000,00 dan bisa dipesan pre order di situs online dengan harga Rp 280.000,00 karena album cokelat ini baru keluar pada tanggal 25 September 2012.

Sumber: detik.com
_______________________________________________________________________________________________________

California - Sebagai penemu iPod, Steve Jobs ternyata lebih suka menikmati musik dengan cara klasik. Alih-alih mendengarkan file yang telah dikompres, ia lebih suka mendengarkan musik melalui piringan hitam (vinyl).

Hal ini dikatakan oleh legenda musik rock, Neil Young di sebuah gelaran teknologi. Young mengatakan bahwa co-founder Apple tersebut adalah penggemar musik dan ia memilih untuk memainkan musik lewat 'format fisik'.

"Steve Jobs adalah pionir di bidang musik digital. Warisannya sungguh luar biasa," ujar Young. "Akan tetapi saat ia pulang ke rumah, ia mendengarkan vinyl," tambahnya seperti dikutip detikINET dari USAToday, Rabu (1/2/2012).

Young juga mengatakan bahwa ia sempat berbicara dengan Jobs saat ia masih hidup mengenai rencana menciptakan format file musik yang kualitasnya tidak jauh berbeda dengan saat ia direkam di studio.

Seperti diketahui, apabila sebuah musik sudah diubah formatnya ke dalam versi digital, semisal untuk MP3, maka ia akan dikompres di mana kualitas asli studio akan berkurang.

Apabila format yang dibicarakan Young berhasil diciptakan, maka ia akan memiliki ukuran yang besar dan tentu saja membutuhkan penyimpanan ekstra. Belum lagi untuk pengunduhan, dilaporkan butuh waktu 30 menit untuk setiap lagu.

Belum diketahui, kapan rencana pembuatan format itu akan terwujud. Young hanya mengatakan, Jobs sudah akan bekerja untuk menciptakan format itu bersama dirinya sebelum ia meninggal pada Oktober lalu.

Sumber: detik.com